Si Yahudi Menampar Pipi Raja

Ayo Ketawa! - Suatu ketika Abu Nawas mampir kerumah temannya, seorang yahudi. Ternyata pada hari itu tengah berlangsung suatu pertunjukan musik. Acara nya begitu meriah dan penonton pun begitu ramai semua tamu terlibat dalam acara tersebut termasuk Abu Nawas.

Saat acara selesai semua penonton kehausan dan tuan rumah pun menyuguhkan minuman kepada hadirin. Masing- masing mendapatkan secangkir kopi. Namun ketika hendak meminumnya, tiba- tiba ia ditampar oleh si yahudi tadi, karena masih dalam keadaan ramai dan suasana kegembiraan. Hal tersebut tidak dihiraukan kemudian diangkatlah cangkir tadi namun lagi-lagi Abu Nawas ditampar.

Tidak diduga, ternyata tamparan yang diterima oleh Abu Nawas cukup banyak sampai akhir acara. Sembari berjalan pulang, Abu Nawas pun menggerutu.

“Sungguh jahatnya orang yahudi itu, main tampar aja. Perbuatan kayak gini gak boleh dibiarin ” gumamnya.

“Tapi, apalah dayaku hendak melarangnya aku bukan siapa-siapa” tambahnya.

Tiba-tiba Abu Nawas punya akal, ia hendak mengajak raja ketempat tersebut.

Keesokan harinya, Abu Nawas menemui sang raja di istana.

“Tuan raja, akan kukabarkan berita yang belum tuan ketahui”

“Apa itu Abu Nawas?”

“Ternyata, di negeri ini ada permainan yang belum hamba kenal dan sangat aneh” Lapor Abu Nawas.

“Dimana?” Tanya raja.

“Di tepi hutan sana tuan” Jawabnya.

“Ya sudah, mari kita lihat” Ajak raja.

“ Nanti malam saja tuan. Kita memakai pakaian santri ” Saran Abu Nawas.

Malam pun tiba, berangkatlah Raja ditemani oleh Abu Nawas ke tempat yang dimaksud Abu Nawas, yaitu kediaman orang yahudi tersebut. Setelah sampai disana si Yahudi tersebut tengah asyik bermain musik dengan teman-temannya, lalu sang raja pun dipersilahkan duduk.

Tidak berselang lama, sang raja di ajak menari oleh si yahudi, namun raja menolak. Si yahudi pun akhirnya menampar dan memaksa sang raja. Sang raja akhirnya menyadari, ternyata permainan inilah yang dimaksudkan oleh Abu Nawas. Tapi apalah daya raja tidak bisa menolaknya setelah dipaksa lagi.

Sang raja pun menari dengan perasaan terpaksa dan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Seperti biasa setelah usai menari tuan rumah pun memberikan minuman kepada para undangan. Sementara Abu Nawas berpura – pura izin ke toilet untuk pulang kerumah dan meninggalkan sang raja sendirian.

“Biarkan baginda merasakan sendiri , jika tidak begitu tuan tidak akan mengetahui keadaan rakyatnya sendiri dan hanya percaya pada laporan menteri dan pengawal” ucap Abu Nawas dalam hati.

Sang raja tetap berada dalam acara tersebut. Namun sayangnya ketika sang raja hendak mengangkat kopi dicangkirnya, sang raja pun terkena tamparan si yahudi seperti yang dialami Abu Nawas kemarin. Hal itu terus berulang sampai kopi dalam cangkir tersebut tinggal sedikit.

Acara pun telah usai dan sang raja akhirnya pulang sendirian.

Keesokan harinya, sang raja langsung mengutus pengawal untuk memanggil Abu Nawas supaya menghadapnya.

Abu Nawas pun datang menghadap raja.

“Wahai abu nawas, apa yang kau lakukan tadi malam? Baik sekali perbuatanmu, kau biarkan aku sendiri dipermalukan seperti itu” Tanya baginda dengan perasaan kesal.

“Wahai tuan raja, hamba mohon maaf atas perlakuanku tadi malam. Tapi saya hendak melaporkan bahwa sebelumnya saya juga mengalami hal yang sama seperti yang dialami tuan. Namun setelah saya berfikir apabila hal tersebut saya laporkan jujur pasti tuan tidak akan percaya. Maka dari itu saya langsung bawa tuan ke sana supaya tuan sendiri dan mengetahui apa yang rakyat lakukan dan juga rasakan” Jelas Abu Nawas membela diri.

Sang raja terdiam, dan akhirnya tidak bisa membantah ucapan Abu Nawas. Lalu disuruhnya pengawal untuk memanggil si Yahudi tersebut.

Si Yahudi pun datang.

“Hai yahudi, mengapa engkau berani- beraninya menamparku menamparku tadi malam ?” Tanya raja marah.

“Wahai tuan raja, hamba tadi malam tidak mengetahui bahwa itu adalah engkau tuan raja. Jikalau tahu pasti aku tidak akan berani menampar tuan.” Jawab si yahudi membela diri.

Namun ternyata pembelaan si yahudi tidak ada gunanya. Sang raja langsung memerintahkan pengawal untuk menyeret si yahudi kedalam penjara.

“Sekarang terimalah pembalasanku” Ucap raja.

“Ampuni hamba tuan” mohon si yahudi.

Setelah kejadian itu, sang raja sadar bahwa ia harus memperhatikan rakyatnya . Raja juga berterimakasih kepada Abu Nawas atas laporannya sehingga ia dapat merasakan menjadi rakyat biasa. (www.ayoketawa.com)