Penelpon Misterius Dan Pembantu Baru

Ayo Ketawa! - "Krrriiiiiiiiiinggggg !", suara telpon berdering.

Paijo pun mengangkat gagang telpon.

"Halo, Selamat Siang... eh... Sore...", begitu kata Paijo.

"Halo! Ini siapa yang menerima telpon?", kata suara di ujung sana.

"Saya Paijo Pak, pembantu baru. Baru datang tadi pagi jam 10", jawab Paijo.

"Oh, pantesan. Tadi saya ngantor belum ada pembantu. Paijo, tolong panggil Ibu. Saya mau bicara !", begitu kata suara di ujung sana.

"Maaf, Pak. Ibu sedang tidur...", jawab Paijo.

"Hah? Tidur? Sore-sore gini? Tolong bangunkan ya?!", pinta suara di ujung sana.

"Maaf, Pak. Saya tidak berani. Ibu sedang tidur dengan Bapak....", Paijo mencoba menjelaskan.

"Apa katamu??! Dengan Bapak??? Bapak siapa? Paijo ! Saya ini suaminya ! Yang kau panggil Bapak itu siapa? Tolong sebutkan ciri-cirinya !", teriak suara di ujung sana.

"Orangnya gemuk, berkacamata, rambut pendek agak botak....", Paijo mulai gemetar.

Kurang ajar ! Bangsat! Pasti itu si Fadli. Sudah lama saya curiga kalo ada apa-apa dengan dia. Sekarang terbukti!", teriak si penelpon.

"Paijo !", suara penelpon semakin keras beringas.

"Ya, Pak...", Paijo makin gemetar. "Tolong ikat kedua orang itu!"

"Mana berani Pak.....", Paijo makin gemetar.

"Saya ini tuanmu! Saya yang membayar kamu! Harus nurut! Ayo, ikat mereka berdua. Kalau melawan, pukuli saja !" si penelpon makin beringas.

"Baik... baik... Pak. Mohon tunggu sebentar... jangan ditutup".

Sejenak kemudian terdengar suara bak-buk bak-buk, diikuti dengan jeritan dan umpatan kotor, lalu...

"Halooo.... sudah Pak... sudah saya ikat. Mereka melawan dan terpaksa saya pukul dan injak.... Maaf Pak...", Paijo melanjutkan pembicaraan di telepon.

"Bagus! Sekarang potret mereka ! Mau saya jadikan barang bukti!", perintah si penelpon".

"Maaf Pak, saya tidak punya kamera...", kata Paijo.

"Ambil kamera di kamar saya, sudah ada film-nya. Tinggal dijepret aja !" lanjut si penelpon.

"Kamar Bapak yang mana ya?", tanya Paijo.

"Kamar kerja di lantai 2. Di rak sebelah meja!", lanjut si penelpon.

"Tapi.... tapi... tapi Pak....", Paijo makin gemetar.

"Nggak ada tapi-tapian !! Laksanakan perintah saya !", bentak di penelpon.

"Tapi... tapi pak, rumah ini kan cuma satu lantai, Pak.... Nggak ada lantai dua-nya....." Kata Paijo.

Heniing...... sepiiiiiii....

"Paaak.... Bapaaaak...... gimana?", tanya Paijo.

"Tut..tut...tut....tut....tut......". Telepon putus. (www.ayoketawa.com)